MUSIK; MENURUT SAYA


Saya ingin mengajak kawan-kawan mengarungi dunia fana ini dengan bijak, agar dapat bermanfaat bagi sesama manusia. Dan saya ingin mengajak kawan-kawan memandang musik dari segi sudut pandang yang lain. Sudut pandang yang dimana subjek adalah sebagai insan yang berusaha merangkul perasaan halus ini beserta seluruh batinnya ketika ia menyikapi suatu hal, dengan senyuman yang terekah kala ia memandang arus janggal di depan kedua bola matanya. Karena Tuhan memang telah memberikan kita hati, maka sudah sepatutnya ketika hati dibutuhkan, disitulah ia digunakan.

Saya sering bertanya-tanya dalam hati “Ya Tuhan, adakah satu dari ciptaanMu yang tak bermanfaat di alam semesta ini?”. Pertanyaan itu masih mengambang di udara, tertiup angin lalu entah kemana pergi. Lalu kita pun disadarkan oleh beberapa fenomena yang seakan Sang Pencipta ingin menekankan kembali kepada semua makhlukNya bahwa “Tak ada secuil apapun dari ciptaanNya yang sia-sia”. Coba kita lihat makhluk sekecil bakteri mempunyai segi manfaat yang kadang tak disadari oleh kita. Contoh; ketika bakteri itu menyebabkan berbagai penyakit, maka lahirlah para pakar, dokter, maupun ilmuwan, terciptalah lapangan kerja, yang dari situ, manusia dapat mencari nafkah. Perhatikan pula tempe, tape atau yoghurt dan bahan makanan lainnya yang berasal dari fermentasi bakteri. Sekarang coba kita menoleh pada musik. Bagi saya ketika Tuhan menciptakan sesuatu, pasti didalamnya mengandung manfaat. Seperti contoh bakteri tadi. Bukankah adanya musik itu karena Tuhan yang menciptakannya, lalu mengapa kita tak mengambil manfaat yang baik dari musik. Semisal musik digunakan untuk mempererat silaturrahmi antar bangsa dengan menyelenggarakan pagelaran seni budaya, pastinya di dalamnya ada seni musik khas tiap bangsa. Atau lebih muluknya lagi, saya yang pernah membayangkan, bermain gitar agar dapat menghibur istri dan anak saya kelak nanti. Bukankah itu semua termasuk hal-hal yang dapat meningkatkan hablum minannas lalu dengan begitu otomatis hablum minallah pun ikut berjalan.

Memandang beberapa para salafusshalih, saya coba mengutip kalam seorang ulama' sufi, Syaikh Dzunnun Al Mishry yang bernama asli Ibrahim bin Ahmim, wafat pada tahun 241 H, beliau berkata :

الموسيقي صوت حق يزعج القلوب إلى الحق، فمن أصغى بحق تحقق و من أصغى بشهوة تزندق

Artinya :
"Musik itu adalah suara kebaikan bisa mendorong hati manusia menuju kebenaran. Bagi siapa yang mendengarkan musik yang baik maka ia mendapatkan hakikat, namun jika mendengarkan dengan nafsu (syahwat) maka kegelapan hati yang ia dapat." -Syekh Dzunnun Al Mishry (241 H)-

Dari perkataan beliau telah jelas tatkala musik itu sendiri digunakan untuk suatu hal yang mendorong kepada syahwat/nafsu, maka akibatnya penyakit hati yang akan diderita. Sebaliknya apabila musik yang didengarkan adalah musik yang tergolong bersyairkan lirik yang dapat mendorong hati menjadi semangat atau menjadi memiliki keinginan melakukan suatu kebaikan, maka musik itu baik untuk didengarkan. Pada hakikatnya kembali lagi kepada entah ia pelaku musik maupun pendengar.


Sebab dari saya menulis ini, karena banyaknya golongan yang memandang sinis “musik” adalah sebagai hal yang sangat dinistakan oleh agama. Bagi saya musik itu seperti apa yang dipandang oleh seorang Syaikh Dzunnun Al Mishry. Hanya ingin berusaha memberangkatkan diri menuju sisi yang bijak dari belahan nurani hati paling dalam. Pula ingin menyikapi semua dari segala sesuatu dengan seluruh kemampuannya bersandar pada nurani yang lembut, juga hati teduh yang masih berusaha mendekatkan diri pada Sang Pencipta.


Cairo, 23 Maret 2020 

Komentar

Postingan Populer