MENG "EJA" RINDU


-Negeri Cleopatra-

   Sekarang sudah hampir memasuki musim gugur, itu artinya musim dingin tiba setelahnya. Sudah dipersiapkankah selimut dan beberapa pakaian tebal untuk menghadapi musim dingin tahun ini?
   Jangan sampai lupa, kalau malas mencuci, dilaundry-kan saja pada ‘ammu-‘ammu langganan dekat simpang jalan sana. Kenapa, baik selimut maupun beberapa pakaian tebal penting untuk dicuci kembali. Sebab biasanya barang-barang seperti itu sudah hampir setahun berdebu. Bagaimana tidak, dipakainya saja hanya saat musim dingin bertamu. Selepas itu, dikemas kembali di taruh di atas lemari. Beberapa pakaian tebal khusus untuk musim dingin pun hanya tergantung di rak-rak baju apabila musim dingin telah berpamit. Ada beberapa syal, penutup telinga, jaket tebal hingga sarung tangan. Barulah semua itu di pakai lagi tahun berikutnya.
   Namun sebetulnya, dari semua itu yang terpenting bukanlah selimut, jaket, syal, atau barang apapun lainnya. Namun, adalah ‘hati’. Sudah dipersiapkankah bidikan-bidikan di hari mendatang agar tepat pada satu sasaran. Jangan sampai hanya karena lalai kemudian melenceng.
   Ini bukan hal mengenai pembahasan tentang ‘musim dingin’, tapi mungkin sedikit ada kaitannya dengan itu.
   Sebagai seorang perantauan, semua musim di negeri ia berpijak mungkin  terasa sama saja, jikalau dirinya sudah lumayan lama tak bersua dengan kampung halaman. Yang ada dalam benak pun terbayang seperti; suara-suara gemericik air pancuran di kulah kala waktu shubuh buta meyapa, atau juga suara tawa anak-anak kecil berlarian di waktu senja, yang biasanya begitu riang kalau-kalau ada layangan yang lewang atau cukup sederhana, saat-saat bersenda-gurau bersama orang-orang terkasih di rumah.
   Beberapa kawan dekat mungkin telah sempat merasakan hal tersebut di tempo hari, mereka mencoba meluangkan kesempatannya berlibur ke tanah air. Melepas rindu sejenak bertemu sanak famili untuk mengumpulkan semangat guna persiapan kembali lagi ke tanah perantauan di hari kemudian.
   Beberapa perantau mungkin lebih tetap memilih bertahan di tanah mereka merantau. Sebagian ada yang acuh dan santai-santai saja, sebagian pula memang sudah ada yang sangat merindukan kampung halaman namun belum memiliki kesempatan melaksanakannya.
   Dan musim dingin di negeri Cleopatra inilah waktu yang sangat tepat untuk mengeja itu semua. Dinginnya yang melebihi rasa menggigil kehujanan, menciptakan suasana hanyut nan nyaman, dimana lagi kalau bukan di kamar, di balik selimut bertemankan segelas wedang jahe panas yang masih mengepulkan uap panasnya, biasa terletak di atas meja kecil samping kasur. Dan selepas itu bersiaplah meng "eja" rindu. Rindu apapun yang perlu di rindukan. Tidak hanya waktu disini saja, pikirkan juga soal di masa depan kelak. Pasti akan merindukan masa-masa saat merindukan tanah air, merindukan kawan-kawan bergelak tawa bersama, dan rindu sesuatu yang telah terlewati.
   Sekarang atau masa depan, meng "eja" rindu adalah hal yang sangat perlu dan sangat penting untuk dilakukan, agar hati dapat mengitrospeksi diri. Hal tersebut adalah awal yang tepat untuk mengingat-ingat semuanya supaya dapat belajar lebih baik lagi di kemudian hari.
   Maka, dengan mengeja rindu, hitung dan ejalah nama orang-orang yang dirindukan, kenangan-kenangan apa saja yang pernah dilewati bersama mereka dan abadikan selalu momen-momennya, sebab karena itu semua, secara tak langsung manusia telah belajar memaafkan dirinya sendiri.

Catatan Seorang Pelajar


Kairo, 7 September 2017

Komentar

Postingan Populer